Friday, October 15, 2004

the lost community

Lagi-lagi diluar sedang nggak hujan, tapi gw ingin sekali menulis ini. Tentang komunitas yang tersesat. Seperti judulnya yang mungkin menyesatkan, gw nggak sedang bicara tentang sekelompok backpacker yang lenyap di hutan belantara di Rio Cariyacu, Peru, juga nggak sedang membicarakan sekte-sekte yang dianggap beraliran sesat, apalagi membicarakan sekelompok anak muda yang memilih jalan yang sesat di Jakarta yang panas ini! (hahaha... apaan sih lo sie... )

Anyway, komunitas yang sedang gw bicarakan ini adanya dekat sekali disini. Dekat sekali, di kampus gw sendiri.

Seperti yang mungkin sudah diketahui secara umum, setiap tahunnya UI selalu menambah jumlah kuota mahasiswa. Hal ini sudah membuat gerah banyak orang baik dari kalangan mahasiswa sendiri sampai ke kalangan umum di luar UI, dan rasanya sudah terlalu banyak dibicarakan sehingga nggak perlu gw singgung-singgung lagi di tulisan ini. Gw sendiri termasuk orang yang gerah dengan kebijakan ini. Gw nggak tau apa alasan lain dari kebijakan penambahan kuota ini selain dari alasan yang sangat praktis yaitu materi!

Oh ok, mungkin ada yang akan berargumen mengenai perluasan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapat fasilitas pendidikan yang berkualitas dan layak. Jadi, konon, dengan menambah kuota mahasiswa yang diterima setiap tahunnya, UI bertindak bijak dengan menyediakan kesempatan yang lebih luas bagi calon mahasiswa yang ingin menikmati pendidikan yang bermutu dan fasilitas yang baik, apalagi tahun ini kuota bertambah hampir dua kali lipat jumlah kursi mahasiswa baru tahun kemarin. Bayangkan saja luasnya kesempatan yang ditawarkan.

Hmmm... menarik. Menurut gw alasan tersebut sangat logis dan bisa gw terima. Tapi gw nggak akan membuat tulisan ini kalau nggak ada sesuatu yang salah dengan alasan tersebut.

Oke, gw ambil contoh aja kejadian hari ini. Hari ini gw terpaksa harus berlari-lari ke perpustakaan tepat setelah bel tanda pelajaran berakhir berbunyi. Kelas gw adanya di lantai dua, dan gw tentunya harus menuruni tangga untuk bisa keluar dari gedung itu. Siapapun yang pernah ke Fakultas Ilmu Budaya, UI, pasti tau gimana serunya berjalan di tangga gedung-gedung di FIB. Tangga yang begitu minimalis, ramping dan hemat tempat, lebarnya hanya cukup untuk dilalui oleh dua orang saja, itupun harus ekstra hati-hati agar tidak saling bertabrakan.
Serunya tangga di FIB gw alami betul2 hari ini. Tepat ketika bel berdering dan gw bergegas keluar dari pintu kelas, yang pertama kali gw lihat adalah lautan manusia. Begitu banyak orang dari berbagai arah. Ada yang ingin ke kiri, ke kanan, masuk kelas, ke luar kelas, mencari kamar mandi, naik tangga, turun tangga, dari segala penjuru! Seru sekali memang, apalagi gw benar-benar harus bergegas untuk pergi ke perpustakaan. Entah berapa manusia yang gw tabrak saat gw mencoba berlari-lari kecil untuk keluar dari gedung itu. Dan semuanya tentunya menjadi semakin seru ketika gw berusaha untuk menuruni tangga. Disaat gw hendak berusaha turun, gw terpaksa harus berhenti sesaat karena tangga dipenuhi dengan antrian orang yang hendak turun serta naik pada saat yang bersamaan. Sungguh membingungkan, dan makan waktu! Memang tidak terlalu lama, tapi gw sungguh nggak habis pikir kenapa untuk turun tangga saja harus mengeluarkan usaha sesusah itu.

Pertanyaan selanjutnya adalah, kenapa sih gw harus terburu-buru keluar dari gedung itu? Toh kalau gw santai-santai saja tentu efeknya tidak akan sedramatis itu dan tidak akan banyak orang yang gw tabrak siang tadi. Jawabannya adalah karena gw harus segera sampai di perpustakaan! Soalnya gw ingin mengerjakan tugas disana. Harus buru-buru! Kalau tidak...

Kalau tidak gw nggak akan dapat kursi di perpustakaan. Seperti tadi siang. Perpustakaan begitu penuh. Di lantai satu, lantai dua, lantai tiga, semua dipenuhi manusia-manusia yang sibuk mengerjakan urusan mereka masing-masing. Oke, karena perpustakaan penuh, akhirnya gw nggak jadi mengerjakan tugas. Mungkin nanti sajalah, di kostan... gw lebih memilih untuk makan siang aja dulu. Jadilah gw berjalan ke Kansas, kali ini lebih santai.

Apa?? Lo mau ke Kansas pas jam makan siang?? Becanda lo! Kansas pas jam makan siang tu udah nggak kaya kantin. Nggak layak banget, panas, asap dimana-mana, dan begitu banyak orang sampai-sampai untuk berjalan saja harus antri. Jangan tanya soal antrian makanan, kalau sedang beruntung makanan-makanan yang dipesan bisa datang dalam selang waktu sepuluh menit. Kalau nggak beruntung? Silakan berharap, karena pesanan anda akan diselak terus. Diselak, tanpa terelak. (apaan sih lo sie...)
Tapi mana bisa pesan makanan juga lagian, kursi aja nggak ada. Lo sangat beruntung kalau bisa menemukan kursi nganggur di Kansas pas jam makan siang. Cuma satu kata buat Kansas pas jam makan siang... nggak ding... dua kata... f**king crowded!

Akhirnya karena perut gw nggak bisa berkompromi untuk bersabar tanpa diisi, terpaksa gw dan beberapa (baca: banyak) korban lain pada hari itu terpaksa memilih untuk mengungsi. Kantin sasaran ya apa lagi selain Balgebun atau Takor, soalnya emang dua itu yang paling dekat. Tapi...

Tapi ya nggak mungkin lah! Anak-anak FISIP dan Fasilkom aja ngungsinya ke FIB! Pas mereka ngungsi mungkin juga mereka mengalami nasib yang sama seperti yang gw dan beberapa (baca: banyak) korban dari FIB siang tadi. Terus kalau sudah begini, apa yang bisa dilakukan lagi?
Mau ke perpustakaan, penuh. Mau ke warnet untuk nyari tugas, penuh. Mau ke kantin nggak ada tempat. Lalu harus kemana lagi?
Akhirnya yang ada ya itu tadi. Muncul komunitas-komunitas tersesat di UI. Komunitas yang nggak tau harus kemana lagi, karena manusia-manusia di UI sudah overpopulated sehingga komunitas-komunitas tersesat ini nggak kebagian fasilitas!

Kalau UI berargumen, atau katakanlah, membela diri dengan mengatakan bahwa penambahan kuota adalah demi perluasan kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas dan layak, maka komunitas tersesat di UI harusnya tidak ada. Harus segera dilenyapkan. Diekstradisi. Supaya mereka tidak semakin bingung dan menggila karena tersesat.

Lalu gw pun bisa menikmati tongseng ayam di Kansas pada jam makan siang dengan damai...

Fri, Oct 15, 04
----0126----

No comments: