Wednesday, October 13, 2004

the sublime philosophy

ok, the sublime...kyny kata itu bakal tinggal lama di dalam kepala gw ha..ha..ha...
setelah berminggu-minggu gw memegang kita suci berjudul The Sublime and Beautiful akhirnya gw bisa juga mengerti esensi dari filosofi si sublime hehehe...well..mungkin nggak mengerti juga sih, lebih tepatnya tersentuh, tergerak, tergoyah...ha ha ha...

no, really...selama berminggu-minggu gw udah menganggap kitab itu sebagai teman tidur sekaligus obat tidur yang setia (soalnya setiap baca maksimal tiga kalimat aja dari buku itu gw langsung... zzzzzzzz ....bobo hehehehe)
sampai akhirnya kemarin gw tersadar kalau hari ini gw harus mempresentasikan kitab maha suci itu. dua kata doang yang terlintas kemarin.

mati gw.

maka mulailah gw memaksakan diri gw lompat kedalamnya. dan menarik banget. really, banyak banget yang gw temui disana.

bahwa pencapaian sebuah satisfaction dan pemerkayaan jiwa tidak melulu bisa di dapat melalui imej-imej indah dan pengalaman batin yang memanjakan indera dan membebaskan imajinasi-imajinasi paling menyenangkan.
ada sesuatu yang jauh lebih dalam daripada itu.
it's the inward satisfaction, through the sublime.
bahwa terror, fear, pain dan astonishment, the state of soul in which all its motions are suspended with some degree of horror, menawarkan sesuatu yang jauh lebih dalam daripada kepuasan yang didapat lewat hal-hal yang indah.

it's something that you can get through your senses, actually. something derives from the nature itself, or actually, from how you see the nature.
just like i've said before, it's an astonishment, where you see something so grandeur, something vast, something infinite, something magnitude and magnificent, something obscure, something so powerful and omnipresent which makes you shrink into the minuteness and nothingness.

itu semua ada di alam, dan menawarkan pengalaman batin yang berjudul si sublime tadi.

pikirkan apa yang kamu rasakan ketika kamu melihat lautan luas yang seolah tidak terbatas, langit maha tinggi yang penuh berjuta bintang yang mustahil kamu hitung, tebing yang curam dan kasar, jurang yang dalam yang tidak bisa kamu perkirakan kedalamannya, hutan yang gelap, penuh dengan pohon-pohon maha besar dengan dedaunan yang lebat.
maka kamu akan merasa sangat kecil, merasa obscure, afraid, when you do not know the full extent of the danger you might experienced, when you experienced a great deal of apprehension that is entirely filled your mind...

trembling...
powerless...

tarik napas dulu ah...
hehehehehehe....

pengalaman emosi seperti itu, disaat kamu bisa melewati fase fear, pain dan surrender to its grandeur, maka kamu sudah mengalami sublime...
dan perasaan sublime ini jauh lebih membekas dan berharga dari pengalaman emosi yang kamu dapat dari sesuatu yang tidak strikingly disturb your security seperti imaji-imaji yang menyenangkan hati...

bisa gila gw lama-lama...
hahahahaha...
tapi ini sangat menyenangkan, membuat gw bisa berpikir dalam-dalam tentang segala sesuatu yang ada di sekitar gw dan nggak melulu menyerah pada pikiran-pikiran indah yang menghangatkan hati.

mungkin malam ini gw akan tidur larut dan melihat bintang

kalau bintangnya ada...

luv you muffin
^_^



..............
could it be possible to be a deep thinker and a pragmatist at the same time?
i dont know
yang gw tau adalah, gw selalu berusaha memikirkan segala hal yang gw temui, tapi di saat yang sama gw sering sekali merasa stuck akan semua itu, lalu men-shut down semua aplikasi yang sedang berjalan di kepala gw, untuk kemudian membiarkan diri gw mengecil dan terus mengecil sampai semua pikiran-pikiran yang sedang berseliweran di kepala gw itu terasa begitu jauh dan berhenti mengusik gw.
i became really pragmatic.
pragmatic towards everything.
numb, if i could say.

ada keinginan yang begitu besar untuk mengerti semuanya, menjelaskan semua hal yang gw rasakan dan gw lihat. tapi disaat gw tidak bisa mencapai titik itu, semuanya menjadi
.........
mati








No comments: